Jika Anda pernah masuk ke lingkungan kerja yang berhubungan dengan bahan Kimia, minyak dan gas, pertambangan atau bahkan industri makanan, Anda mungkin pernah mendengar istilah “gas detector”. Tapi, sebenarnya apa sih tujuan digunakannya gas detector? Kenapa alat ni begitu penting sampai jadi standar keselamatan di berbagai perusahaan.
Nah, melalui artikel ini, kita akan bahas dengan tuntas tujuan dari penggunaan gas detector fungsi sampai kenapa perusahaan membutuhkan alat ini?
Table of Contents
Tujuan Digunakannya Gas Detector
Mendeteksi Gas Beracun
Salah satu tujuan utama penggunaan gas detector adalah untuk mendeteksi gas beracun yang bisa membahayakan kesehatan manusia.
Gas seperti karbon monoksida (CO), hidrogen sulfida (H₂S), atau amonia (NH₃) bisa beracun bahkan dalam konsentrasi rendah.
Anda mungkin tidak bisa melihat atau mencium jenis gas yang disebutkan, tapi tubuh bisa langsung kena dampaknya.
Misalnya, CO bisa menyebabkan pusing, mual, sampai kematian untuk waktu singkat kalau dihirup dalam jumlah besar.
Gas detector berfungsi sebagai “indera keenam” untuk deteksi bahaya yang tidak terlihat atau tercium.
Jadi gas detector ini fungsinya ibarat indera keenam yang digunakan untuk mendeteksi bahaya yang tidak bisa terlihat atau tercium.
Mencegah Kebakaran dan Ledakan
Gas yang mudah terbakar seperti metana (CH₄) atau propana (C₃H₈) sangat berisiko memicu ledakan jika bercampur dengan udara dalam konsentrasi tertentu.
Dengan gas detector, area kerja bisa dipantau agar gas-gas ini tidak mencapai Lower Explosive Limit (LEL) yaitu batas bawah konsentrasi gas di udara yang bisa meledak jika ada pemicu seperti percikan api.
Menjaga Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Kesehatan dan keselamatan kerja adalah prioritas utama di semua industri. Maka dari itu, penggunaan gas detector menjadi bagian penting dari implementasi K3.
Dengan alat ini, perusahaan bisa meminimalisir kecelakaan kerja yang mungkin bisa terjadi, tuntutan hukum hingga kerugian operasional.
Memonitor Lingkungan Secara Real-Time
Tujuan lainnya adalah agar perusahaan bisa memantau kondisi udara secara real-time. Detektor modern sekarang sudah dilengkapi dengan fitur alarm otomatis, notifikasi ke perangkat mobile, bahkan integrasi dengan sistem SCADA.
Jadi, ketika gas berbahaya terdeteksi, sistem langsung bereaksi cepat untuk memberi peringatan ke pekerja atau mematikan sistem otomatis tertentu.
Memenuhi Standar dan Regulasi
Banyak regulasi dan standar internasional mewajibkan penggunaan gas detector, seperti dari:
OSHA (Occupational Safety and Health Administration)
NFPA (National Fire Protection Association)
ISO dan SNI untuk industri di Indonesia
Resiko Jika Sebuah Perusahaan Besar Tidak Menggunakan Gas Detector
Pekerja Bisa Keracunan Tanpa Tahun Sumbernya
Tanpa disadari, potensi bocornya karbon monoksida yang tidak terdeteksi bisa saja terjadi di sebuah perusahaan. Ini jika dibiarkan terlalu lama bisa mengganggu area operasional dan kesehatan pekerja.
Ledakan Bisa Terjadi Karena Kebocoran Gas
Beberapa jenis gas seperti metana, propana, dan hidrogen sangat mudah terbakar. Jika terjadi kebocoran, dan gas ini bercampur dengan udara dalam konsentrasi tertentu, cukup satu percikan kecil entah dari saklar lampu, mesin, atau peralatan las untuk menyebabkan ledakan besar.
Proses Produksi Bisa Terganggu
Kebocoran gas tidak hanya berbahaya, tapi juga bisa mengganggu kelancaran operasional. Misalnya:
- Pekerja harus di evakuasi darurat
- Mesin harus dimatikan
- Produksi dihentikan sementara
- Inspeksi harus dilakukan secara menyeluruh
Semua itu berarti downtime. Setiap menit mesin berhenti beroperasi, perusahaan kehilangan uang. Tanpa gas detector yang bisa memberi peringatan dini, kerusakan bisa makin luas sebelum ketahuan, dan waktu pemulihan bisa jauh lebih lama.
Perusahaan Bisa Terkena Sanksi Hukum dan Denda
Dalam banyak sektor industri, keberadaan gas detector bukan cuma anjuran—tapi wajib hukumnya.
Regulasi dari pemerintah seperti Kementerian Ketenagakerjaan, standar internasional seperti OSHA (untuk perusahaan global), hingga syarat dari klien atau vendor besar sering mewajibkan alat pendeteksi gas sebagai bagian dari sistem K3.
Kalau perusahaan lalai, dan terjadi kecelakaan karena tidak adanya gas detector, konsekuensinya bisa berat:
- Denda besar
- Izin operasi dicabut
- Audit negatif
- Tuntutan hukum dari korban atau keluarga korban
Artinya, selain rugi secara fisik dan finansial, perusahaan juga bisa kehilangan kepercayaan hukum dan legalitas di mata regulator.
Kerugian Finansial dan Rusaknya Reputasi
Jika pabrik mengalami ledakan karena kebocoran gas, tentu membutuhkan biaya perbaikan dan kompensasi ke korban. Kerugian lain yang nggak kalah serius adalah reputasi.
Klien bisa kehilangan kepercayaan, mitra bisnis mundur, investor bisa kabur dan media mulai memberitakan secara negatif.
Reputasi yang rusak sangat sulit dipulihkan. Bahkan perusahaan besar pun bisa goyah hanya karena satu insiden keselamatan yang dianggap kelalaian manajemen.
Nah, sudah tahukah kenapa alat ini begitu penting digunakan pada perusahaan. Fungsinya yang begitu penting untuk mendeteksi potensi kebocoran gas tentu menjadi satu keuntungan buat perusahaan.
Misalnya, jika ada kebocoran yang terdeteksi, para pekerja yang ada dilokasi bisa segera di evakuasi untuk meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan.
Namun perlu diingat, agar alat ini tetap berfungsi dengan baik, perlu yang namanya melakukan kalibrasi gas detector. Salah satu jenis perawatan yang sering dilakukan untuk memastikan pembacaan gas detector tetap akurat.
Jika Anda tertarik melakukan kalibrasi pada gas detector perusahaannya, Orton Marine Service bisa menjadi solusi terbaik yang bisa gunakan.
Perusahaan yang menyediakan jasa kalibrasi ini sudah banyak dipercaya banyak perusahaan dari berbagai industri khususnya di bidang kemaritiman. Untuk info lengkapnya bisa langsung konsultasikan dengan klik tombol WhatsApp di bawah ini.


