Orton Marine Service

Email : ortonmarineinfo@gmail.com

Biar Tidak Salah Pilih, Ketahui Perbedaan Flow Meter Digital dan Flow Meter Analog

Setiap industri yang melakukan operasional, pengukuran aliran air, minyak, bahan kimia atau udara menjadi hal yang sangat krusial dilakukan.

Nah, salah satu perangkat yang sering digunakan untuk pengukuran adalah flow meter. Alat yang digunakan untuk mengukur laju aliran suatu fluida dalam sistem perpipaan.

Namun, seiring dengan perkembangan teknologi, flow meter pun hadir dalam dua versi yang berbeda, seperti analog dan digital.

Meskipun keduanya memiliki fungsi yang sama, yaitu mengukur aliran, tentu pasti ada perbedaan mendasar mulai dari cara kerja, akurasi, fitur hingga harga.

Pengertian Flow Meter Analog dan Flow Meter Digital

Flow Meter Analog

Jenis flow meter yang menggunakan sistem mekanik atau elektromechanik untuk mengukur dan menampilkan data aliran fluida.

Biasanya, hasil pengukuran akan ditampilkan melalui jarum pada skala angka yang perlu dibaca secara manual.

Flow meter analog sudah sejak lama digunakan dan cenderung cara penggunaanya lebih sederhana dalam instalasi maupun perawatan.

Flow Meter Digital

Nah, ini merupakan versi flow meter modern yang sudah memanfaatkan sensor elektronik dan mikrokontroler untuk mengukur serta menampilkan data secara digital.

Hasil pengukuran nantinya akan muncul di layar digital LCD atau LED yang bisa dikoneksikan ke sistem lain melalui protokol komunikasi yang digunakan.

Bahkan, banyak flow meter digital yang sudah mendukung fitur data logging atau koneksi ke cloud.

Cara Kerja

Perbedaan utama antara flow meter analog dan digital terletak pada mekanisme pengukuran dan pencatatan datanya.

Flow meter analog umumnya menggunakan prinsip mekanis seperti turbin, rotameter, atau gear untuk mengukur aliran. Misalnya, pada flow meter jenis rotameter, aliran fluida akan mendorong pelampung dalam tabung berbentuk kerucut.

Posisi pelampung yang naik akibat aliran tersebut menjadi indikator besarnya laju aliran. Pengguna harus melihat skala secara manual untuk membaca data.

Flow meter digital, di sisi lain, menggunakan sensor elektronik seperti ultrasonic, electromagnetic, atau thermal mass flow untuk mengukur aliran. 

Data hasil pengukuran langsung dikonversi menjadi sinyal digital yang kemudian ditampilkan dalam bentuk angka di layar. Karena menggunakan sistem elektronik, data yang dihasilkan biasanya lebih cepat dan presisi tinggi.

Tingkat Akurasi dan Presisi

Dari segi akurasi, flow meter digital umumnya lebih unggul dibandingkan analog. Rata-rata flow meter digital mampu memberikan akurasi hingga ±0.5% atau bahkan lebih tinggi tergantung jenis dan merek sensornya. 

Ini sangat penting terutama untuk industri seperti farmasi, makanan dan minuman, atau kimia, di mana sedikit perbedaan volume bisa berdampak besar terhadap kualitas produk.

Flow meter analog, meskipun masih digunakan secara luas, cenderung memiliki toleransi kesalahan yang lebih besar, biasanya di kisaran ±1% hingga ±5%. 

Hal ini terjadi karena faktor mekanis seperti gesekan, aus, atau kotoran pada komponen internal bisa mempengaruhi keakuratan pembacaan.

Kemudahan Pembacaan dan Monitoring

Sementara itu, flow meter analog membutuhkan keahlian tertentu untuk membaca skala dengan tepat, apalagi dalam kondisi cahaya redup atau jika alatnya sudah tua dan kotor. Ini bisa menjadi tantangan tersendiri di lapangan.

Kemudahan Pembacaan dan Monitoring

Salah satu kelebihan mencolok dari flow meter digital adalah kemudahannya dalam memonitoring dan membaca data.

Karena dilengkapi dengan layar digital, pengguna bisa melihat data real time dengan jelas, tanpa harus menebak posisi jarum atau pelampung seperti yang ada pada flow meter analog.

Bahkan beberapa model digital juga bisa menampilkan data tambahan seperti suhu fluida, tekanan dan volume kumulatif.

Sementara untuk flow meter analog membutuhkan keahlian untuk membaca skala dengan tepat, apalagi dalam kondisi cahaya redup atau alatnya sudah tua dan kotor. Ini tentu bisa menjadi tantangan sendiri saat digunakan.

Fitur Tambahan dan Integrasi Sistem

Flow meter digital biasanya dirancang untuk integrasi ke sistem otomasi industri ( SCADA, PLC, dll). Banyak dari mereka mendukung output sinyal analog (4-20mA), pulsa atau digital yang bisa dikirim ke sistem kontrol.

Bahkan beberapa flow meter digital sudah dilengkapi dengan komunikasi nirkabel untuk memudahkan integrasi ke sistem  IoT (Internet of Things).

Sementara fitur pada Flow meter analog umumnya hanya digunakan secara standalone, tanpa kemampuan untuk mentransmisikan data ke sistem lain. 

Jika dibutuhkan integrasi, biasanya harus menggunakan perangkat tambahan seperti converter atau sensor eksternal.

Daya dan Sumber Energi

Flow meter analog biasanya tidak membutuhkan sumber listrik eksternal karena mengandalkan pergerakan mekanik. 

Ini tentu menjadi keuntungan besar dalam aplikasi lapangan yang tidak memiliki sumber listrik, misalnya seperti sistem irigasi di pedalaman atau tambang.

Sebaliknya untuk flow meter digital membutuhkan daya listrik atau baterai untuk mengoperasikan sensor dan display yang digunakan.

Penggunaan baterai tentu membuatnya tetap fleksibel, tapi pengguna harus memperhatikan masa pakai dan jadwal penggantiannya.

Harga dan Biaya Pemeliharaan

Dalam hal harga, flow meter analog biasanya lebih murah dibandingkan digital. Ini karena komponennya lebih sederhana dan biaya produksinya lebih rendah. 

Untuk kebutuhan pengukuran yang tidak terlalu menuntut akurasi tinggi, flow meter analog menjadi pilihan yang ekonomis.

Flow meter digital memang lebih mahal, namun sebanding dengan fitur yang ditawarkan. Selain itu, flow meter digital memiliki keunggulan dari sisi pemeliharaan.

Karena tidak banyak komponen bergerak (terutama pada jenis ultrasonic dan electromagnetic), maka kemungkinan aus atau rusak lebih rendah dibanding flow meter analog yang bersifat mekanik.

Ketahanan Lingkungan dan Umur Pakai

Flow meter analog cenderung lebih tangguh dalam lingkungan ekstrem, terutama di area yang lembab, panas, atau penuh debu.

Karena tidak memiliki komponen elektronik sensitif, alat ini tetap bisa berfungsi walau kondisi lingkungan kurang ideal.

Sementara flow meter digital, meskipun dilengkapi casing kedap air dan tahan ledakan untuk industri, tetap saja perlu perlindungan ekstra dari kelembaban tinggi dan getaran kuat.

Namun, dalam kondisi ideal, umur pakainya bisa sangat lama, dan performanya tetap stabil karena minim keausan.

Aplikasi yang Cocok

Flow meter analog lebih banyak digunakan pada aplikasi sederhana seperti irigasi pertanian, tangki air rumah tangga, dan industri kecil yang tidak memerlukan pencatatan data yang kompleks.

Sementara flow meter digital lebih cocok digunakan untuk industri skala menengah hingga besar, misalnya seperti minyak dan gas, manufaktur, industri kimia dan lain sebagainya.

Kemampuan Kalibrasi dan Troubleshooting

Kalibrasi flow meter adalah proses penting yang dilakukan untuk memastikan alat tetap akurat. 

Flow meter analog biasanya harus dikalibrasi secara manual dan lebih sering karena bisa berubah seiring waktu akibat komponen mekanik yang aus.

Sementara flow meter digital umumnya dilengkapi dengan fungsi auto-calibration dan fitur diagnosis mandiri.

Jika terjadi gangguan, alat digital bisa menampilkan kode error atau log yang membantu teknisi mengetahui penyebab masalah lebih cepat, tanpa perlu membongkar alat sepenuhnya.

Terus Mana yang Lebih Baik?

Tidak ada jawaban pasti apakah flow meter analog atau digital lebih baik. Semua tergantung pada kebutuhan spesifik, anggaran, dan kondisi lapangan.

Jika kamu butuh alat yang  sederhana, murah, dan tahan banting, serta tidak terlalu peduli pada integrasi sistem dan akurasi super tinggi, maka flow meter analog bisa menjadi solusi.

Namun jika kamu butuh akurasi, kemudahan pembacaan, integrasi data, dan efisiensi kerja, apalagi untuk industri berskala besar, maka flow meter digital adalah pilihan yang lebih unggul.

Jadi kesimpulannya, Flow meter, baik digital maupun analog, adalah alat penting yang digunakan dalam pengukuran aliran fluida yang tidak bisa disepelekan.

Memahami perbedaan keduanya secara menyeluruh akan membantumu membuat keputusan yang tepat tidak hanya dari sisi teknis, tetapi juga dari sisi biaya dan kepraktisan jangka panjang.

Semoga artikel ini bisa membantu Anda memilih mana flow meter yang paling cocok digunakan untuk industri Anda.

Oh iya, jika Anda membutuhkan jasa kalibrasi untuk alat pengukuran kapal seperti kalibrasi gas detector, OWS, ODME dan UTI Meter, bisa langsung konsultasikan ke kami dengan klik tombol WhatsApp yang ada di pojok kanan bawah.